Kepemimpinan
dan Karakteristik Pekerjaan Manajerial : penerapan dan petunjuk praktis untuk tindakan yang efektif, taksonomi
perilaku manajerial secara integratif
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan
yang dibina oleh Drs. Heru Susilo, M.A
Disusun Oleh :
Fitriyah Inayah Ichwanda 115030300111018
Elviana Dewi 115030301111013
Dwi Darningasih 115030301111014
Program
Studi Bisnis Internasional
Jurusan
Administrasi Bisnis
FAKULTAS
ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
Malang
April 2012
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Kepemimpinan dan Karakteristik Pekerjaan
Manajerial : penerapan dan petunjuk praktis
untuk tindakan yang efektif, taksonomi perilaku manajerial secara integratif”
Makalah ini berisikan tentang informasitentang penerapan dan petunjuk
praktis untuk tindakan yang efektif dan taksonomi perilkau manajerial secara
integratif. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang kepemimpinan dan karakteristik pekerjaan manajerial.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Malang,
04 April 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seorang pemimpin yang menjalankan peran
kepemimpinannya dalam berbagai lembaga pada dasarnya adalah seorang manajer.
Ketika berposisi sebagai seorang manajer, ia dituntut untuk mampu mengelola
dinamika kegiatan lembaga yang dipimpinnya dengan baik guna menunjang
pencapaian tujuan. Sehubungan dengan hal ini, ia membutuhkan keberadaan orang
lain berupa karyawan atau bawahan untuk dipimpinnya bekerja sama dan memberikan
kontribusi bagi pencapaiannya. Sebagaimana halnya yang telah kita ketahui
bersama, manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang
lain. Karenanya, salah satu tolok ukur kualitas pribadi pemimpin (yang juga
berperan sebagai manajer) adalah kemampuannya mengoptimalkan dan mendayagunakan
kecakapan para bawahan serta memberdayakan mereka. Ia juga harus dapat
melakukan kaderisasi dengan baik sehingga pada saat proses alih kepemimpinan
terjadi, hal itu dapat terlaksana secara lancar tanpa hambatan berarti.
Pendelegasian wewenang yang hasilnya diketahui nantinya merupakan dasar
penilaian terhadap kaderisasi kepemimpinan.
Dalam dinamika perannya selaku seorang manajer, ia
dituntut untuk memahami dan lebih penting lagi melaksanakan pekerjaan
manajerial, tak terkecuali tuntutan peran yang disyaratkan olehnya. Jika kita
mengkaji masalah pekerjaan manajerial serta tuntutan peran yang harus dipenuhi
di dalamnya, pemahaman tentang pola atau karakteristik khas yang ditampilkan
perlu dimiliki. Bagi mereka yang mempunyai keinginan untuk menjadi seorang
pemimpin dimana peran selaku seorang manajer melekat padanya, pemahaman tentang
hal tersebut membantunya mempersiapkan diri untuk dapat memenuhi tuntutan peran
yang disyaratkan nantinya.
Sukses tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari kualitas
sumber daya manusia yang dimiliki karena sumber daya manusia yang berkualitas
adalah sumber daya manusia yang mampu berprestasi maksimal. Kepuasan kerja
mempunyai peranan penting terhadap prestasi kerja karyawan, ketika seorang
karyawan merasakan kepuasan dalam bekerja maka seorang karyawan akan berupaya
semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan
tugasnya, yang akhirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi
perusahaan.
Kepuasan kerja mempunyai
pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas organisasi baik secara
langsung maupun tidak langsung. Ketidakpuasan merupakan titik awal dari
masalah-masalah yang muncul dalam organisasi seperti kemangkiran, konflik
manager-pekerja dan perputaran karyawan. Dari sisi pekerja, ketidakpuasan dapat
menyebabkan menurunnya motivasi, menurunnya moril kerja, dan menurunnya
tampilan kerja baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
1.2
Rumuan Masalah
1.
1.3
Tujuan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Penerapan dan Petunjuk Praktis untuk Tindakan
yang Efektif
Ada beberapa cara untuk berkontribusi dalam efektivitas
kelompok, seperti dengan mempertahankan hubungan kerja yang kooperatif,
menyatakan perbedaan pendapat yang membangun, berbagi fungsi kepemimpinan, dan
mendukung pengembangan kepemimpinan. (Yukl, 2010 : 156)
Beberapa ciri kepribadian yang ditemukan menjadi sangat relevan
bagi efektivitas meliputi tingkat energi dan toleransi terhadap tekanan,
keyakinan diri, dan orientasi terhadap kendali internal, kematangan emosional
serta integritas. Motivasi menejerial juga penting bagi kepemimpinan yang
efektif. (Yukl, 2010 : 245)
Perilaku kepemimpinan yang efektif: tidak menggunakan waktu
dan usahanya dengan melakukan pekerjaan yang sama seperti bawahannya, dan
berkonsentrasi pada fungsi-fungsi yang berorientasi pada tugas seperti
merencanakan dan mengatur pekerjaan, mengkoordinasikan kegiatan para bawahan.
Dan menyediakan keperluan, peralatan dan bantuan teknis yang di butuhkan. (yukl,2010:66)
Manajer yang efektif berperilaku yang berorientasi tugas
tidak terjadi dengan mengorbankan perhatian terhadap antar manusia. Lebih penuh
perhatian, mendukung, dan membantu para bawahan. Serta lebih banyak menggunakan
supervise kelompok dari pada mengendalikan tiap bawahan sendiri-sendiri. (yukl,2010:66)
2.2 Taksonomi
Perilaku Manajerial secara Integratif
Taksonomi yang dirancang untuk mempermudah penelitian dan
teori tentang efektivitas manajerial mempunyai focus yang agak berbeda dari
taksonomi yang dirancang untuk menjelaskan pengamatan atas aktivitas
manajerial, atau taksonomi yang dirancang untuk mengkatalogkan tanggung jawab
posisi dari para manajer dan para administrator. (Yukl, 2010 : 76)
Contoh taksonomi yang memiliki banyak kategori perilaku
khusus adalah yang dirumuskan oleh Yukl (1989) taksonomi didasarkan pada
analisis faktor, tapi klasifikasi penilaian dan deduksi teoritis juga digunakan
untuk mengidentifikasi kategori yang mempertahankan kelanjutan (kontinuitas)
dengan taksonomi dan penelitian awal. (yukl, 2010 : 77)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar