Sabtu, 16 Juni 2012

kepemimpinan


Kepemimpinan dan Karakteristik Pekerjaan Manajerial : penerapan dan petunjuk praktis untuk tindakan yang efektif, taksonomi perilaku manajerial secara integratif

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan yang dibina oleh Drs. Heru Susilo, M.A

Disusun Oleh :
Fitriyah Inayah Ichwanda                                     115030300111018
Elviana Dewi                                              115030301111013
Dwi Darningasih                                        115030301111014

Logo-Kemdikbud-Baru1.jpg

Program Studi Bisnis Internasional
Jurusan Administrasi Bisnis
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Malang
April 2012
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Kepemimpinan dan Karakteristik Pekerjaan Manajerial : penerapan dan petunjuk praktis untuk tindakan yang efektif, taksonomi perilaku manajerial secara integratif

Makalah ini berisikan tentang informasitentang penerapan dan petunjuk praktis untuk tindakan yang efektif dan taksonomi perilkau manajerial secara integratif. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang kepemimpinan dan karakteristik pekerjaan manajerial.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.


Malang, 04 April 2012



         Penyusun










DAFTAR ISI






















BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang

Seorang pemimpin yang menjalankan peran kepemimpinannya dalam berbagai lembaga pada dasarnya adalah seorang manajer. Ketika berposisi sebagai seorang manajer, ia dituntut untuk mampu mengelola dinamika kegiatan lembaga yang dipimpinnya dengan baik guna menunjang pencapaian tujuan. Sehubungan dengan hal ini, ia membutuhkan keberadaan orang lain berupa karyawan atau bawahan untuk dipimpinnya bekerja sama dan memberikan kontribusi bagi pencapaiannya. Sebagaimana halnya yang telah kita ketahui bersama, manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang lain. Karenanya, salah satu tolok ukur kualitas pribadi pemimpin (yang juga berperan sebagai manajer) adalah kemampuannya mengoptimalkan dan mendayagunakan kecakapan para bawahan serta memberdayakan mereka. Ia juga harus dapat melakukan kaderisasi dengan baik sehingga pada saat proses alih kepemimpinan terjadi, hal itu dapat terlaksana secara lancar tanpa hambatan berarti. Pendelegasian wewenang yang hasilnya diketahui nantinya merupakan dasar penilaian terhadap kaderisasi kepemimpinan.

Dalam dinamika perannya selaku seorang manajer, ia dituntut untuk memahami dan lebih penting lagi melaksanakan pekerjaan manajerial, tak terkecuali tuntutan peran yang disyaratkan olehnya. Jika kita mengkaji masalah pekerjaan manajerial serta tuntutan peran yang harus dipenuhi di dalamnya, pemahaman tentang pola atau karakteristik khas yang ditampilkan perlu dimiliki. Bagi mereka yang mempunyai keinginan untuk menjadi seorang pemimpin dimana peran selaku seorang manajer melekat padanya, pemahaman tentang hal tersebut membantunya mempersiapkan diri untuk dapat memenuhi tuntutan peran yang disyaratkan nantinya.

Sukses tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari kualitas sumber daya manusia yang dimiliki karena sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya manusia yang mampu berprestasi maksimal. Kepuasan kerja mempunyai peranan penting terhadap prestasi kerja karyawan, ketika seorang karyawan merasakan kepuasan dalam bekerja maka seorang karyawan akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan tugasnya, yang akhirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan.

Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketidakpuasan merupakan titik awal dari masalah-masalah yang muncul dalam organisasi seperti kemangkiran, konflik manager-pekerja dan perputaran karyawan. Dari sisi pekerja, ketidakpuasan dapat menyebabkan menurunnya motivasi, menurunnya moril kerja, dan menurunnya tampilan kerja baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

1.2            Rumuan Masalah

1.       

1.3            Tujuan




























BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Penerapan dan Petunjuk Praktis untuk Tindakan yang Efektif

Ada beberapa cara untuk berkontribusi dalam efektivitas kelompok, seperti dengan mempertahankan hubungan kerja yang kooperatif, menyatakan perbedaan pendapat yang membangun, berbagi fungsi kepemimpinan, dan mendukung pengembangan kepemimpinan. (Yukl, 2010 : 156)

Beberapa ciri kepribadian yang ditemukan menjadi sangat relevan bagi efektivitas meliputi tingkat energi dan toleransi terhadap tekanan, keyakinan diri, dan orientasi terhadap kendali internal, kematangan emosional serta integritas. Motivasi menejerial juga penting bagi kepemimpinan yang efektif. (Yukl, 2010 : 245)

Perilaku kepemimpinan yang efektif: tidak menggunakan waktu dan usahanya dengan melakukan pekerjaan yang sama seperti bawahannya, dan berkonsentrasi pada fungsi-fungsi yang berorientasi pada tugas seperti merencanakan dan mengatur pekerjaan, mengkoordinasikan kegiatan para bawahan. Dan menyediakan keperluan, peralatan dan bantuan teknis yang di butuhkan. (yukl,2010:66)

Manajer yang efektif berperilaku yang berorientasi tugas tidak terjadi dengan mengorbankan perhatian terhadap antar manusia. Lebih penuh perhatian, mendukung, dan membantu para bawahan. Serta lebih banyak menggunakan supervise kelompok dari pada mengendalikan tiap bawahan sendiri-sendiri. (yukl,2010:66)


2.2       Taksonomi Perilaku Manajerial secara Integratif

Taksonomi yang dirancang untuk mempermudah penelitian dan teori tentang efektivitas manajerial mempunyai focus yang agak berbeda dari taksonomi yang dirancang untuk menjelaskan pengamatan atas aktivitas manajerial, atau taksonomi yang dirancang untuk mengkatalogkan tanggung jawab posisi dari para manajer dan para administrator. (Yukl, 2010 : 76)

Contoh taksonomi yang memiliki banyak kategori perilaku khusus adalah yang dirumuskan oleh Yukl (1989) taksonomi didasarkan pada analisis faktor, tapi klasifikasi penilaian dan deduksi teoritis juga digunakan untuk mengidentifikasi kategori yang mempertahankan kelanjutan (kontinuitas) dengan taksonomi dan penelitian awal. (yukl, 2010 : 77)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar